Tumor jinak adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, bersifat lambat dan menyebar secara ekpansif, menyerupai sel asal secara histologis. Pasien tidak merasa sakit dan biasanya nampak pembengkakan pada rahang. Seringkali tumor tidak terdeteksi selain karena pemeriksaan radiologi akibat gigi yang tidak kunjung tumbuh.
Ameloblastoma termasuk dalam klasifikasi tumor jinak epitel tetapi memiliki karakteristik agresif, persisten dan invasif lokal yang berasal dari sisa epitel odontogen saat masa pertumbuhan (dental lamina dan dental organ). Predileksi pada usia 20-50 tahun. Pada pemeriksaan, nampak pembengkakan pada rahang sehingga menyebabkan asimetri wajah. Mukosa nampak normal, tetapi gigi pada regio yang bersangkutan bisa menjadi goyang dan malposisi. Pada palpasi, terasa pembengkakan keras seperti tulang, terasa krepitus jika tulang menipis akibat dari pembesasran masa tumor. Ameloblastoma mempunyai tipe solid/multicystic, unicystic, dan desmoplastic.
Tepi: berbatas jelas, dilapisi cortical border, mirip seperti kista. Pada maksila lebih kurang terlihat jelas batas tepinya.
Stuktur internal:
- total radiolusen
- bercampur dengan septa-septa tulang sehingga nampak seperti berlokus-lokus, Berasal dari tulang normal yang terperangkap di dalam tumor. Membentuk honeycomb appearance (lokus kecil: sering pada regio anterior) atau soap bubble (lokus besar: sering pada regio posterior). Pada tipe desmoplastic, tersusun atas tulang sklerotik yang tidak reguler menyerupai bone dysplasia atau bone-forming tumor.
Efek pada jaringan sekitar: resorpsi akar, malposisi gigi, eggshell tulang tipis, perforasi tulang korteks,
Diagnosis banding:
- dentigerous cyst
- odontogenic keratocyst
- giant cell granuloma
- odontogenic myxoma
- ossifying fibroma
Perawatan yang biasa dilakukan adalah bedah reseksi. Tumor kecil bisa direseksi secara intraoral, tumor yang lebih besar dilakukan reseksi rahang. Terapi radiasi dilakukan jika tumor tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan, khususnya pada area posterior maksila.
Ameloblastoma termasuk dalam klasifikasi tumor jinak epitel tetapi memiliki karakteristik agresif, persisten dan invasif lokal yang berasal dari sisa epitel odontogen saat masa pertumbuhan (dental lamina dan dental organ). Predileksi pada usia 20-50 tahun. Pada pemeriksaan, nampak pembengkakan pada rahang sehingga menyebabkan asimetri wajah. Mukosa nampak normal, tetapi gigi pada regio yang bersangkutan bisa menjadi goyang dan malposisi. Pada palpasi, terasa pembengkakan keras seperti tulang, terasa krepitus jika tulang menipis akibat dari pembesasran masa tumor. Ameloblastoma mempunyai tipe solid/multicystic, unicystic, dan desmoplastic.
(White, Pharaoh)
Lokasi: kebanyakan terjadi pada ramus mandibula yang ekstensif sampai area simpifisis. Pada maksila, banyak pada area molar ketiga, bisa mencapai dasar sinus maksilaris dan nasalis.Tepi: berbatas jelas, dilapisi cortical border, mirip seperti kista. Pada maksila lebih kurang terlihat jelas batas tepinya.
Stuktur internal:
- total radiolusen
- bercampur dengan septa-septa tulang sehingga nampak seperti berlokus-lokus, Berasal dari tulang normal yang terperangkap di dalam tumor. Membentuk honeycomb appearance (lokus kecil: sering pada regio anterior) atau soap bubble (lokus besar: sering pada regio posterior). Pada tipe desmoplastic, tersusun atas tulang sklerotik yang tidak reguler menyerupai bone dysplasia atau bone-forming tumor.
Efek pada jaringan sekitar: resorpsi akar, malposisi gigi, eggshell tulang tipis, perforasi tulang korteks,
Diagnosis banding:
- dentigerous cyst
- odontogenic keratocyst
- giant cell granuloma
- odontogenic myxoma
- ossifying fibroma
Perawatan yang biasa dilakukan adalah bedah reseksi. Tumor kecil bisa direseksi secara intraoral, tumor yang lebih besar dilakukan reseksi rahang. Terapi radiasi dilakukan jika tumor tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan, khususnya pada area posterior maksila.
Komentar
Posting Komentar